Kuliner ala Mama-Mama TK Purwakarta
Bagian 2: Saung Kuring
Sejak tinggal di Purwakarta, saya selalu suka warung atau restoran Sunda. Sebagai pendatang, tentu rekomendasi yang saya terima adalah restoran yang sudah terkenal dan biasanya harganya lumayan. Saat acara munggahan menjelang puasa Ramadan, Mama-Mama centil ini mengajak ke warung sunda Saung Kuring.
Saya sih ikut saja karena waktunya pas. Di pagi hari setelah mengantar anak-anak sekolah. Sebelumnya saya belum pernah dengar soal warung ini. Lokasinya di dalam perumahan BJI (Bumi Jaya Indah) Munjuljaya Purwakarta. Begitu meluncur ke lokasi, ternyata tempatnya lumayan dekat dari rumah.
Karena di dalam perumahan, tempat parkirnya bisa luas. Sepertinya karena banyak rombongan yang datang ke sini. Semuanya duduk lesehan. Jargonnya serba dadakan alias begitu dipesan baru dimasak. Menarik ini!
Begitu melihat daftar menunya, beberapa menu terasa asing. Seperti reuceuh bonteng, teri bawang, pencok kacang panjang, cobek ikan nila. Menu lain seperti sayur hasem, berbagai jenis ikan asin, jengkol, peteuy, tahu, tempe, telur, dan ayam goreng, tentu saya tahu.
Untungnya menu yang saya tidak tahu bersedia dipesan oleh rombongan. Reuceuh bonteng ternyata sambal timun mentah yang dibuat dari timun dipotong dadu dibumbui dengan bumbu sambal ulek yang terasa kencur, terasi, dan kemanginya. Segar dan pedas. Bonteng adalah timun dalam Bahasa Sunda.
Sementara teri bawang sekilas tampilannya seperti bawang goreng. Teri super kecil dicampur dengan potongan bawang dan cabai yang digoreng kering. Garing dan renyah. Selanjutnya ada pencok kacang panjang, yaitu kacang panjang mentah yang dipotong kecil dan dicampur bumbu. Ketiganya menurut saya, sejenis sambal dengan tambahan lauk dan sayur. Unik sekali.
Favorit saya adalah cobek ikan nila. Saya pikir ini adalah ikan nila penyet dengan sambal terasi seperti yang ada di menu warung Lamongan. Yang datang memang ikan nila goreng di atas piring. Namun, disiram dengan bumbu berkuah dengan rasa pedas dan kencur yang kuat.
Sepertinya orang Sunda suka sekali dengan kencur. Hampir semua makanan Sunda rasa kencurnya sangat kuat. Awalnya saya tidak terlalu suka karena mengingatkan dengan rasa jamu beras kencur. Namun, lama-lama terasa enak dipadu dengan bumbu-bumbu lain dan hampir semuanya pedas. Sungguh bikin nagih!
Setelah perut kenyang, saatnya membayar. Harganya tidak membuat dompet menjerit. Murah sekali. Cobek ikan nila yang sebesar itu hanya dihargai Rp 20.000an saja. Sementara menu lain hanya sekitar Rp 10.000an. Tentu saya harus kembali lagi lain kali untuk mencoba menu-menu lainnya.
Sesekali meluangkan waktu untuk mengikuti rekomendasi kuliner Mama-mama TK Purwakarta ada gunanya juga. Saya yang pendatang jadi mengetahui rekomendasi kuliner yang enak dan murah dari wargi Purwakarta.