Kuliner ala Mama-Mama TK Purwakarta

Bagian 1: Mie Kocok Bandung Abah Kusna

Mama-mama anak sekolah terutama anak TK, setelah mengantar anak sekolah biasanya berlanjut nongkrong di sekitar sekolah. Kadang sambil arisan atau sekadar makan-makan.

Anak bungsu saya tahun ini baru masuk TK. Ini juga baru setahun kami pindah ke Purwakarta yang mayoritas berbahasa Sunda. Sebelumnya, di Jakarta dan Tangerang Selatan yang tidak menggunakan Bahasa daerah. Saya asli Jawa Surabaya, sama sekali tidak paham Bahasa Sunda.

Karena itu, saya tidak terlalu nyaman sering kumpul bersama mama-mama dari sekolah. Mereka selalu ngobrol dalam Bahasa Sunda. Namun, itu juga alasan terbesar saya untuk bergabung dengan forsita (Forum Orangtua Siswa) anak bungsu saya di TK.

Dengan begitu saya jadi punya teman dan bisa lebih beradaptasi dengan lingkungan baru. Kalau di SD anak pertama saya, muridnya terlalu banyak. Pasti urusannya juga lebih banyak. Meski tidak sering, sesekali saya ikut kumpul dan makan-makan.

Bonusnya, saya jadi tahu warung-warung yang ENAK dan MURAH hasil rekomendasi emak-emak yang pasti seleranya mirip dengan saya. Ini dua warung hasil saya berburu kuliner bersama Mama-Mama TK.

  • Mie Kocok Bandung Abah Kusna

Mi kocok sebenarnya lebih populer di Bandung. Saya pun mencoba makanan ini pertama kali di sana. Namun, saya tidak suka. Mungkin belum menemukan mi kocok yang enak di Bandung. Makanya saat diajak ke mi kocok, saya enggan. Namun, saya ikuti saja karena penasaran.

Lokasinya di jalan Flamboyan Ciwareng Purwakarta. Patokannya di dekat kantor KPU Purwakarta. Meski masuk ke gang kecil, tempatnya cenderung luas dengan area makan yang beragam. Bisa pilih yang lesehan atau tidak.

Menunya tidak banyak macamnya. Hanya mi kocok ori, bakso, kikil, tulang iga. Ada juga paket bakso, sop iga dan sop kikil. Tentu saja saya pesan mi kocok ori, menu utamanya.

Begitu pelayan datang mengantarkan pesanan, bau kuah kaldu menguar ke segala arah. Mi-nya menggunakan mi kuning. Matangnya pas, tidak lembek atau keras. Kaldunya terasa ringan dan asli. Maksudnya bukan rasa kaldu instan. Jangan lupa kucuri jeruk limau, rasanya makin kaya. Ditambah tauge dan kikil, enak dan segar. Tidak eneg.

Harganya juga bersahabat. Satu porsi mie kocok ori hanya Rp 15.000 saja. Menu yang paling mahal Rp 30.000 yaitu mie kocok spesial, sop iga, dan sop kikil. Sejak kunjungan pertama itu, tempat ini selalu menjadi salah satu tempat kuliner favorit di Purwakarta.

Belakangan saya baru tahu kalau tempat ini sempat viral karena anak pemiliknya mengunggahnya di media sosial miliknya. Pemiliknya ternyata seorang pensiunan polisi. Namun, saya justru heran kalau tidak viral. Karena memang enak dan murah.

Warung selanjutnya akan dibahas di bagian 2. Simak terus!

Share via :
Only member can wowing to this article. Register now here