Ini Bukan Taman Yang Luas, Melainkan 4 Hektar Kuburan


Apa yang ada dalam pikiranmu tentang makam? Pasti menyeramkan ya hihihi, tapi tidak dengan makam yang terdapat di Ambon-Maluku ini, tepatnya di daerah Tantui terdapat sebuah  tempat pemakaman yang instagramable sekali, dimana lingkungannya dikelilingi tumbuhan hijau dan membuat siapa saja betah untuk duduk berlama-lama disana dan berlindung di bawah pohon-pohonnya yang rindang. Duh.. nggak takut kesurupan mbak? :D

Berdiri di atas lahan 4 hektar *Gila…. 4 hektar kalo dibikin lapangan bola puas banget kan mainnnya, atau dibikin rumah, Masjid  wahaha…* orang-orang yang dimakamkan disini adalah korban-korban yang gugur di perang dunia I dan II, memang dari jauh tidak tampak seperti makam, tapi coba dekati, amati, jangan coba-coba lari-lari nggak jelas karena batu nisan bisa saja membuatmu jatuh. Ya, disini tidak ada gundukan tanah, yang ada hanya batu nisan yang terbuat dari marmer, dan diatas batu nisan itulah tertulis, nama pejuang yang gugur, tempat mereka berasal, tahun kelahiran dan tanggal kematian. Nyaru banget pokoknya.



Pasti kamu nggak bakalan percaya juga kalau 2.137 prajurit dimakamkan disini, “Wagelaaaseh.. ternyata banyak, kirain hanya seratus gitu” iya cukup banyak, mari kita hitung, 1.092 tentara Australia, termasuk 694 anggota pasukan elit battalion 21, divisi II ‘Gull Force; atau   lebih dikenal dengan nama pasukan Infantri Australia (AIF), ada pula 810 tentara Inggris, 186 Belanda, 30 India, dua Kanada, Selandia Baru dan Afrika Selatan yang masing-masing satu orang. Lalu ada 15 orang dari beberapa negara sekutu lainnya yang gugur ketika berperang melawan Jepang di Ambon pada tahun 1941. Nah, sedangkan yang bisa selamat dari perang dan kembali ke negara Australia sebanyak 232 orang, seperti itulah kira-kira yang saya baca di situs antaramaluku.com.



Sebelum tau ini kuburan, saya pikir ini hanya lapangan bola merangkap tugu perdamaian, atau monument apa gitu, secara dari luar dan nampak kejauhan itu beneran saru, yang saya lihat hanya monumen besar yang berada di tengah-tengah lapangan, ga keliatan kuburannya ada dimana, jadi misalnya pulang dari kota kan naik angkot Tantui tuh, atau naik angkot Kebun Cengkeh, ya naik mobil-mobil yang sekiranya lewat tempat inilah, akan nampak sebuah lapangan besar hijau, dengan pohon-pohon besar *entah pohon apa*  dan terdapat bangku-bangku berwarna putih disekitarnya, juga terdapat monumen ditengahnya, indaaah banget pokoknya. Kalau saya perhatikan dari jauh tempat ini nggak ada kesan angkernya sama sekali, malah terlihat sejuk, damai dan rasanya kepingin guling-guling ada diatasnya, hehe.. lalu setelah saya tanya ke pak suami, “Loh, itu makam? Kamu kira apa?” astaga…


Bisa dikunjungi

Setahu saya tidak ada tarif khusus untuk masuk ke sini, tidak ada karcis masuk dan sejenisnya, tapi jika ada petugas yang berjaga-jaga, ya kudu bayar dan tanyakan saja berapa tarifnya, tapi waktu saya masuk kesana murah kok hanya sekitar Rp.3000/orang, katanya untuk biaya perawatan makam ini dibiayai oleh pemerintah Australi, makannya rapi bener ya :D, setiap tahun keluarga korban berdatangan ke Ambon untuk mengunjungi makam kerabat mereka. Ga disangka hubungan kekeluargaan Ambon dan Autralia itu sangat baik, bahkan ada festival yatch yang datang dari Darwin setiap tahunnya untuk merayakan kedekatan mereka.

Oh ya, keluarga yang datang berkunjung itu selain mau nyekar ke makam keluarga mereka juga memperingati ANZAC DAY, apa itu ANZAC DAY? Mengutip dari Wikipedia, Hari Anzac menandai ulang tahun kampanye pertama yang menyebabkan korban besar bagi Australia dan pasukan Selandia Baru selama Perang Dunia Pertama. Akronim ANZC singkatan dari Australia dan Selandia Baru Army Corps yang lebih dikenal sebagai tentara Anzacs.

Nah, buat kamu yang kepingin banget main ke Ambon, jangan lupa berfoto disini sebagai kenang-kenangan, lokasinya strategis banget, dipinggir jalan dan dilewati angkutan umum. Tapi hati-hati, selalu cek foto-fotonya, jangan-jangan ada yang nempel disitu hihihihi……*backsound kuntilanak*

Share via :
Only member can wowing to this article. Register now here