Masihkah Perlu Mengunjungi Museum?
Jika dilihat secara keseluruhan, jumlah pengunjung museum di Indonesia relatif sedikit. Mungkin beberapa museum yang populer pengunjungnya banyak. Namun, selebihnya tidak. Padahal tiket masuknya sangat terjangkau dan banyak yang gratis.
Museum kerap dipandang sebagai bangunan tua tempat menyimpan benda-benda dari masa lalu yang tidak layak untuk dilihat kembali. Padahal jika dilihat lebih dalam, museum mampu mengatasi isu-isu sosial, serta mengubah cara pandang terhadap masa depan. Berikut empat alasan mengapa kita lebih membutuhkan museum saat ini daripada sebelumnya.
- Belajar dari masa lalu
Pertama dan terpenting, museum memberikan wawasan tentang sejarah umat manusia. Meskipun tidak memberikan gambaran secara lengkap, kita dapat memetik pelajaran berharga dari peristiwa, keajaiban, atau tragedi masa lalu. Apalagi jika berhadapan dengan situasi yang menantang.
Tak bisa dipungkiri, saat ini terdapat tanda-tanda meningkatnya ketegangan antar negara, antar partai politik, atau antar kelompok. Alih-alih menemukan titik temu, tampaknya isu-isu kelas, ras, gender, dan pemahaman lingkungan hidup semakin meruncing.
Museum memberikan cara pandang kepada masyarakat untuk menemukan jembatan kesamaan dibanding perpecahan. Museum bisa menunjukkan bukti kesalahan di masa lalu. Dimana perilaku tersebut akan membawa kita terpuruk sekali lagi. Inilah sebenarnya kekuatan museum.
Pada 31 Maret 2017, Musée de l’Homme di Paris meluncurkan pameran temporer “Kita dan Mereka – Dari Prasangka hingga Rasisme”, yang diselenggarakan di bawah naungan UNESCO. Pameran ini menampilkan skenografi yang mendalam. Bertujuan untuk memberikan pencerahan baru tentang perilaku dan prasangka rasis sepanjang waktu. Terkadang, senjata terbaik untuk menghadapi kebencian dan ketidaktahuan adalah pengetahuan dan pemahaman.
- Menyatukan komunitas
Museum tidak hanya menyatukan di tingkat sosial dan politik, tetapi juga tingkat daerah. Museum daerah mampu memberikan rasa kebersamaan sambil melestarikan warisan setempat. Ini cara terbaik untuk mengenal sejarah suatu daerah tertentu.
Ada banyak contoh museum lokal di Indonesia. Salah satunya Museum Lokal Pemerintah Daerah Kabupaten Grobogan. Terdapat beragam koleksi artefak prasejarah hingga etnografi. Koleksinya antara lain fosil-fosil kerang laut (bukti bahwa daerah Grobogan pada masa glasial masih berupa lautan), rahang Stegodon (gajah purba), artefak berlatar belakang agama Hindu dari batu kapur (arca-arca, peripih), bata merah, pipisan, benda-benda keramik (piring, mangkok, dan guci), beberapa bagian gamelan ”Senenan” (disebut demikian karena dimainkan hanya setiap Senin pada saat Bupati Grobogan mengadakan pertemuan dengan warga), lesung dan bajak.
Ketika teknologi dan digitalisasi menjadikan kita semakin terglobalisasi, tempat seperti ini merupakan pengingat akan pencapaian dan penemuan yang dekat.
Museum juga dapat menyatukan masyarakat dengan cara yang lebih literal, lewat acara publik, lokakarya, dan ceramah. British Museum, misalnya, bekerja dengan organisasi masyarakat dan badan amal untuk mengeksplorasi, meneliti, dan menanggapi proyek.
Sementara itu, beberapa museum seperti Museum of Street Culture di Dallas, Texas, mengadakan pameran untuk mendukung masyarakat sekitar yang rentan. Museum ini meluncurkan proyek dimana masyarakat berdialog dengan para tunawisma untuk menantang stigma dan meningkatkan kesadaran. Hasilnya mengonfirmasi bahwa tingkat tunawisma sebenarnya lima kali lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya.
- Digitalisasi, inovasi dan interaksi
Berkat kemajuan teknologi dua dekade terakhir, keberadaan museum semakin dipertanyakan dan ditantang. Padahal teknologi modern dapat mengubah museum dari ruang untuk melihat dan belajar, menjadi ruang interaksi, partisipasi, dan keterlibatan.
Hal ini terbukti di beberapa institusi besar di dunia, termasuk Institut Seni Detroit. Tur Lumin AR di museum menggunakan augmented reality untuk meningkatkan aspek pendidikan dan praktis dari pengalaman ke museum. Tur yang diperkenalkan pada 2017 ini, dapat diimplementasikan pada perangkat genggam yang tersedia di dalam gedung.
Saat perangkat diarahkan ke patung, artefak, atau lukisan tertentu, informasi lebih lanjut tentang benda tersebut akan tersedia. Cuplikan pop-up, deskripsi mendetail, dan fotografi tambahan hanyalah beberapa contoh dari apa yang ditawarkan perangkat. Hal ini meningkatkan waktu rata-rata yang dihabiskan pengunjung untuk berinteraksi dengan item di dalam koleksi.
Salah satu pilihan yang paling populer adalah kemampuan untuk 'melakukan rontgen' pada mumi kuno. Pengunjung berkesempatan untuk melihat interior dan eksterior dari temuan menarik ini.
Beberapa museum di Indonesia juga mulai menggunakan teknologi AR. Salah satunya museum digital BPK RI Magelang, Jawa Tengah. Berupa AR dari bangunan-bangunan kuno dimana teknologi ini menampilkan berbagai informasi tentang bangunan-bangunan bersejarah di Magelang lengkap dengan tampilan 3D AR dan teks dengan design futuristik.
Selanjutnya ada Museum History of Java. Museum ini didirikan untuk mengedukasi masyarakat mengenai sejarah lengkap pulau Jawa, mulai dari 2,5 juta tahun sebelum masehi sampai sekarang.
Penggunaan teknologi AR di sini menggabungkan gambar virtual menjadi sebuah objek nyata. Pengunjung diwajibkan mengunduh aplikasi History of Java terlebih dahulu. Lewat aplikasi tersebut, kita cukup mengarahkan kamera ke objek-objek atau papan informasi tertentu yang sudah dilengkapi dengan teknologi AR. Nantinya, otomatis gambar yang diambil seolah hidup dengan bentuk 3D.
Contoh seperti ini menunjukkan perubahan wajah museum. Ketika kurator mulai berpikir di luar kebiasaan dan mengembangkan cara pembelajaran yang lebih mendalam dan kolaboratif bagi pengunjung.
Kemajuan teknologi juga membuat museum lebih mudah diakses dari sebelumnya. Bagi mereka yang kesulitan mengunjungi institusi secara langsung, banyak museum dan galeri membagikan koleksinya secara daring. Realitas virtual, panduan digital, unduhan, aplikasi, dan jalur digital semakin tersedia bagi siapa saja dan semua orang.
Ini menunjukkan, kita lebih membutuhkan museum karena masa depan museum penuh dengan kemungkinan dan peluang, serta semakin banyak orang yang dapat mengaksesnya.
- Mendidik generasi mendatang
Berbicara tentang masa depan, museum dan lembaga kebudayaan lainnya akan selalu berperan dalam pendidikan generasi mendatang. Mulai dari mengadakan pameran untuk anak-anak hingga mengajar anak-anak di lingkungan semi kelas. Banyak lembaga di seluruh dunia berupaya untuk mewariskan pengetahuan.
Pada 1990, Semper menggambarkan museum sebagai “pameran pendidikan negara”. Hal ini terasa lebih relevan saat ini dibandingkan sebelumnya. Menurut American Alliance of Museums, sekitar 80% museum di Amerika Serikat menyediakan program pendidikan untuk anak-anak.
Terlebih lagi, ruang museum tradisional juga menawarkan pameran interaktif dan kesempatan bagi anak-anak. The Tate in London menawarkan situs web khusus untuk anak-anak tentang seni, Tate Kids, yang memungkinkan anak-anak bermain game dan kuis, menonton video tentang seni, dan mendapatkan inspirasi untuk membuat kreasi mereka sendiri di rumah. Mereka juga dapat berbagi kreasinya dengan anak-anak lain di seluruh dunia melalui galeri daring situs tersebut.
Museum Nasional Indonesia juga menyediakan Ruangan Edukasi Anak dimana terdapat mainan, alat musik dan pakaian tradisional. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi melukis kendi, merangkai manik-manik, membaca buku cerita anak, mewarnai gambar, melukis payung, membatik, memasang puzzle dan aneka kegiatan lainnya.
Karena itu, museum sama pentingnya bagi masa depan, seperti halnya masa depan bagi museum. Museum tidak hanya menghidupkan sejarah, tetapi juga menyoroti masa kini dan masa depan. Sebuah cahaya yang sulit ditemukan di tempat lain.
Sumber:
https://www.booksandpeople.com.sg/why-we-need-museums-now-more-than-ever/
https://www.museumnasional.or.id/2336/
https://museum.co.id/directory-museum/listing/museum-lokal-purwodadi/
https://gadis.co.id/Recommendations/105254/canggih!-4-museum-di-indonesia-ini-dilengkapi-teknologi-keren#:~:text=Museum%20History%20of%20Java%20menjadi%20satu%2Dsatunya%20museum%20di%20Jawa,dijamin%20akan%20menjadi%20lebih%20menarik.