Di Klaten, Sampah-sampah Berubah Menjadi Barang Menarik


Saat berkunjung ke Klaten beberapa tahun yang lalu, bersama sebuah perusahaan air minum ternama, saya dan teman-teman penulis yang juga diundang sempat diajak mengunjungi sebuah kelompok ibu-ibu PKK, mereka binaan perusahaan air mineral tersebut. Disana saya melihat ibu-ibu tersebut tekun merangkai plastik demi plastik untuk dijadikan banyak sekali barang yang bisa digunakan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya tas, asbak, dompet, vas bunga, tempat pensil bros, pajangan meja dll, pokoknya sampah plastik tadi jadi sesuatu yang wow ditangan ibu-ibu ini, waktu saya kesana rupanya mereka sedang menyelesaikan beberapa pesanan yang nantinya akan dijual kembali. Dari sampah menjadi barang layak pakai.   



Tersebutlah Desa Karanglo Polanharjo Klaten, disanalah ibu-ibu tersebut tinggal. Dan tempat dimana mereka membuat sampah menjadi barang layak pakai bernama, Bank Sampah Rukun Santoso. Ada puluhan pekerja yang punya tugas masing-masing, dari memilah sampah, membuatnya menjadi barang sampai yang menjaga toko hasil olahan ibu-ibu tadi. Tokonya kebetulan berada pada tempat lain yang masih satu wilayah, Bank Sampah Rukun Santoso tadi.   Setelah saya perhatikan, barang-barang yang dibuat ibu-ibu tersebut, hanya dibuat dari plastik bungkus kopi, permen, biskuit bahkan botol. Ibu-ibu tadi yang memilin plastik tersebut menjadi serpihan-serpihan kecil dan dibentuk sehingga bisa dapat dirangkai dengan mudah. Agar menjadi warna yang menarik, dalam satu barang misalnya tas, sampah yang digunakan harus satu warna, misalnya warna pink, maka sampah yang dipakai haruslah dari sampah berwarna pink. Karena jika warnanya beda-beda, hasilnya akan tidak bagus.



Iseng bertanya, saya menanyakan ibu-ibu ini mendapatkan sampah plastik dari mana? Apakah mengambilnya dari pemulung, atau membelinya atau punya pekerja khusus. Eh ternyata tidak sodara-sodara, mereka punya warga yang setia mengumpulkan sampah demi sampah plastik untuk kemudian di olah menjadi barang bermanfaat tadi

Jadi warga Polanharjo diberi beberapa tas yang fungsinya berbeda-beda setiap tas. Mereka yang mempunyai sampah plastik bisa mengumpulkannya pada tas tersebut, misalnya, botol plastik, plastik kue, sampah basah, pakaian dll ini sampah-sampahnya dipisah sesuai tas yang diberikan, soalnya kalau dicampur bingung lagi memilahnya. Lalu warga yang sudah mengmpulkan sampah tadi, menukarkan sampah tadi pada pengurus ‘Bank Sampah’ untuk ditukarkan dengan sejumlah uang, tentu saja semakin banyak sampah yang terkumpul bayarannya akan semakin besar, wah kalau kayak gini sih warga jadi semakin semangat ngumpulin sampah ya, dan nggak kepikiran ingin buang sampah sembarangan hihi... Tapi tahu nggak sih, ternyata sampah warga sekitar itu nggak cukup untuk memenuhi jumlah permintaan konsumen akan sebuah barang yang dibuat. Ibu-ibu Karanglo Polanharjo sampai meminta sampah pada daerah lain, karena peminat barang-barang yang dibuat cukup tinggi, sayang saya nggak sempat membeli kerajinan ibu-ibu tadi. Sebagai gantinya pihak air mineral memberi kami masing-masing sebuah tas yang dibuat dari serpihan sampah, ini sungguh tasnya bagus banget.


Apa yang dilakukan ibu-ibu ini sangat membantu dampak lingkungan yang terdapat di Klaten, efeknya masyarakat tidak lagi membuang sampah sembarangan, kan sayang banget ya sampah yang harusnya jadi uang dibuang gitu saja hihi.. lingkungan di wilayah Karanglo Polanharjo ini pun menjadi sangat bersih dan rapi. Selain membantu mengatasi dampak lingkungan yang memburuk, adanya kerajinan ibu-ibu ini tentu saja turut membantu perekonomian warga sekitar. Nah, saya dengar bank sampah ini tidak hanya ada di Klaten saja, tapi ada juga di kota-kota lain di Indonesia, sungguh langkah yang bagus ya untuk mengatasi dampak lingkungan yang memburuk. Apakah kamu mau mencobanya gengs?


Share via :
Only member can wowing to this article. Register now here